Senin, 28 Januari 2013

Aku Pasti Bisa

Oleh : N Desta H, X MAFU, sudah di edit
Tema : Mencari Jatidiri

______________________________

Perjuangan seseorang membutuhkan kerja keras, begitu pula dengan perjuangan seorang santri yang sedang mencari jatidirinya di pesantren.

Pada suatu hari ada seorang gadis yang tengah diantarkan leh orang tuanya ke pesantren PPFU, dia bernama Hyuna. Ketika sampai di pesantren dia menangis, dia menangis karena sebentar lagi akan ditinggal pulang oleh orang tuanya. Sebentar lagi akan hidup mandiri di dalam kehidupan barunya.

Di pesantren, hari-harinya selalu dihiasi dengan kesedihan, rasa rindu kepada orang tuanya selalu membuatnya terpuruk hingga membuat temannya lainnya di pondok menegurnya : "Hyuna, apa kamu tidak betah ada pesantren ini, kamu jangan begitu, kasihan orang tuamu yang telah susah-susah membiayaimu, mereka ingin kamu menjadi orang yang berilmu.".

Memang Hyuna adalah orang yang selalu hidup enak dan bergelimang dunia saat menjadi pelajar, dia sering meninggalkan sholat dan sering pulang malam. Pengalaman hidupnya itu membuatnya tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya yang penuh dengan kegiatan keagamaan.

Satu bulan kemudian...

Dia mulai bisa menyesuaikan diri, diapun sudah sedikit lancar membaca kitab. Suatu hari dia sedang duduk di taman pesantren, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu, dan dia berkata :"Bagaimana caranya agar orang tuaku bisa bangga padaku...?" Lalu lanjutnya : " eem..., mulai saat ini aku akan giat belajar agar semua keluargaku bisa bangga padaku, terutama kakekku" , sambil mengepalkan tangannya.

Kini, 3 bulan sudah Hyuna ada di pondok pesantren, sifatnya berubah total, dia sudah bisa menghilangkan kebiasaan buruknya mengelurkan kata-kata kotor.

Suatu hari dia berbincang-bincang dengan temannya, lalu temannya berkata "Hyun..., kini aku senang melihatmu telah berubah, aku ingin kamu selalu seperti ini"

Hyuna hanya tersenyum. Sahabat dekatnya pun berkata "Hem..., Iya Hyun, pokoknya kamu harus bisa kejar impian kamu waktu sekolah SD dulu. Kamu kan pernah bilang kalau kamu ingin punya sekolah MADIN"

Hyuna langsung tercengang, dia baru ingat sekarang kalu dia pernah berkata seperti itu. Semangatnya untuk mencari ilmu kini semakin berkobar, karena teringat dengan kata-kata dulu.

Memang waktu dia kelas 5 SD, dia sering menghayal, seakan-akan dia menjadi seseorang yang di panggil dengan sebutan "Nyai",........... Tetapi pikiran itu hilang sejak dia sekolah SMP di luaran.

Kini, 7 tahun sudah Hyuna menjadi seorang santri, dia kini begitu dihormati oleh teman-teman lainnya karena Hyuna adalah gaDis yang baik, suka menolong, dan dia sering menjadi bintang kelas di Madrasah Diniyahnya. Orang tua Hyuna pun bangga kepadanya, begitu pula sang kakek.

Selama bertahun-tahun, Hyuna mencari jatidirinya yang hilang dan kini dia telah hidup bahagia.

Sabtu, 26 Januari 2013

Cinta Terhalang Gerbang Kuning

Oleh  : Moh Alif, X MAFU,
Pemenang Kategori: TULISAN PALING KACAU dan NGGAK NYAMBUNG

___________

Disaat ada pertemuan di pondok pesantren Fatihul Ulum, ada anak laki-laki yang ikut pertemuan itu, namanya Rizki. Di saat dia masuk ke ruang pertemuan itu dia melihat gadis yang cantik. Dia mondok di Fatihul Ulum. Tiba-tiba Rizki sadar mengapa dia harus tertarik anak santri padahal anak santri tidak boleh pacaran.

Di saat pertemuan dimulai, rizki terus melihat ke arah santri itu, tapi santri itu gak sadar kalau dirinya sedang di liatin orang. Terus-menerus Rizki melihat ke santri itu. Akhirnya santri itu sadar kalau dirinya sedang dilihat oleh orang.

Setelah pertemuan selesai, Rizki gak sengaja bertemu dengan santri itu, terus Rizki menjulurkan tangannya, tapi santri itu tidak sadar kalo Rizki ingin kenal dengan dia, Setelah agak lama Rizki menjulurkan tangannya, tidak ada balasan dari santri itu ..................................................................................

Ahir tulisan:

Setelah lama mereka tidak bertemu sepertinya santri itu teringat-ingat terus sama Rizki. Sebaliknya Rizki juga teringat-ingat terus kepada dia. tetapi Rizki sadar kalo dia tidak boleh pacaran.

Note Admin: Apa aku harus bilang WWOOOWW gitu...?

Mencari Jati Diri Santri

Oleh : Ahmad Fauzan, IX MTs
Pemenang Kategori: TULISAN PALING SINGKAT

_________________________________________
Dulu,
Waktu aku sekolah kelas 6 SDN
Aku sudah merencanakan untuk sekolah di SMP
Tapi Ortu-ku tidak menyetujuinya,

Aku tidak menyerah

Aku tetap membantah

Memaksa kepada orang tuaku

Tapi itu sia-sia saja

Orang tuaku tetap ingin memondokkan aku, waktu terus berlalu, hingga aku lulus sekolah SD .....

___________________________________

____________________________________ hanya ini tulisannya, Gubis Selada, Habis Tidak ada.

RASA YANG SALAH

Oleh: Z Maisyah, XI MAFU, edit.

________________________
Sesungguhnya engkaulah mahluk yang ku sayang, tetapi cinta kita ini cinta terlarang ......

Sepenggal lirik lagu yang selalu mengingatku pada masa, dimana pertama kali aku mengenal apa itu sebenarnya cinta.

Kisahku dimulai dari awal pertemuanku dengan seorang yang berhasil memikat hatiku. Mungkin sampai saat ini aku terus mengaguminya. Aku sudah setahun disini mengabdi kepada pesantren setelah aku lulus dari pendidikan diniyah ibtida'iy. Kesibukanku hanya membantu Nyai (pengasuh pesantren) untuk menyiapkan makanan bagi para guru laki-perempuan yang bertugas mengajar para santri. Ketika aku sedang menjalankan rutinitasku seperti biasanya, tiba-tiba ada orang memanggilku dari arah belakang, "Assalamualaikum...-mbak buatkan saya teh hangat ya !"

Aku begitu tercengang melihatnya, dengan suara lembut dia menyuruhku, sungguh aku terpesona. Sejak hari itu, entah kenapa, wajahnya yang penuh aura kesejukan selalu tergambar di hatiku dan pikiranku.

Keesokan harinya aku berharap bertemu kembali. Ternyata rejeki lagi berpihak kepadaku, dia datang dan menyuruhku lagi membuat teh hangat dengan sedikit gula, "Saya sangat suka dengan teh butan Mbak..., rasanya PASS banget." Ujarnya padaku. Perkataannya yang lembut dengan didasari senyum yang menyejukkan hati membuat hatiku berbunga-bunga.

Hari demi hari selalu kulalui dengan hadirnya si pemilik senyum sejuk itu. Sampai suatu hari ketika aku membuatkn teh untuknya, aku tepergok temanku yang tiba-tiba datang menghampiriku, "Hai Rin... buat siapa?". "Buat tuh... Ustad yang biasa ke sini" jawabku. Aku melihat wajah aneh dari temanku ini, lalu katanya "Setahuku tidak ada Ustad baru deh..., Adanya putra Kyai yang baru datang dari Kairo itu". Ucapan Nita membuatku hampir menjatuhkan teh yang ku buat.

"Tuhan..., tidak mungkin aku suka dengan putra seorang kyai, orang yang seharusnya aku hormati itu.". Dalam hati aku terus bertanya apakah benar orang yag memikat hatiku adalah putra kyai. Setelah mendengar kata-kata dari Nita, aku langsung mengantarkan teh pesanannya dan mencoba memberanikan diri untuk menanyakan hal yang dikatakan Nita. "Permisi, maaf, kalau saya lancang, apa benar anda adalah putra kyai yang baru pulang itu?". Dia hanya tersenyum dan berdiri tepat dihadapanku seraya berkata: "Memang ada maslah kalau aku putra kyai?". Aku begitu terkejut menengarnya, ternyata selama ini aku telah menjadi santri yang durhaka kepada guru, aku berani menaruh rasa kepadanya, sebenanrnya rasa ini tidak pantas aku rasakan. Tiba-tiba suara lembut itu membuyarkan lamunanaku. "Airin, meski aku putra kyai, bukan berarti kita tidak bisa berteman kan...?". Aku menatap ke dua mata yang sejak tadi menatapku dan.. "Maafkan aku yang telah lancang untuk mencoba kenal dan dekat dengan anda, dan terima kasih telah mengijinkan saya untuk menjdi teman anda". Dia tetap menatapku tajam sampai aku tidak lagi berani menatap mata itu dan aku meninggalkannya dengan hormat. "Assalamualaikum..."

Semenjak itu aku tidak pernah melihatnya lagi. Menurut informasi, dia sudah kembali ke Kairo melanjutkan kuliahnya. Itulah kenapa sampai saat ini aku tidak mau lagi mengenal cinta karena aku takut salah dalam memilih cinta. Aku tidak akan mengulang lagi mencintai seseorang yang menjadi guruku dan kucoba melupakan semua ini dengan melewati hari-hariku mengabdi di pesantren.

Minggu, 20 Januari 2013

Info Admin

Tunggu Tayangan Karya Berikutnya, judul diantaranya:

1. Rasa yang Salah, Zahrotul M, IX MA, >>>sdh tayang

2. Aku Pasti Bisa, Desta, X MA >>> sdh tayang

3. Ilmu dan Gaya Hidup, Yu Yuliana, Xi MA << gagal tayang>>

4. Ilmu dan Gaya Hidup Remaja, Alfan, VII MTs, penulis termuda <<gagal tayang>>

5. Mencari Jati Diri Santri, Ahmad Fauzan, IX MTs, tulisan terpendek.>> sdh tayang

6. Pesantren Bukan Penjara, M Sholehudin, IX MA >> sudah tayang

7. Tersiratnya Makhroj-Makhroj Cinta Ghozali, Nurul Aini, XI MA >> sdh tayang

8. Cinta Terhalang Gerbang Kuning, M Alif, X MA, Tulisan paling kacau dan gak nyambung.>> sdh tayang

Maafkan, Kita Harus Putus

Oleh: Marwati, XII MAFU, edit
Tema : Cinta Terlarang di Pesantren

___________
Love is blind, itulah yang sering orang bilang, padahal cinta tak punya mata. Cinta adalah satu kata yang sangat amat sederhana tapi maknanya sangat menyeluruh. Orang-orang mendifinisan cinta dengan pendapatnya masing-masing, dan cara menunjukkannyapun dengan caranya sendiri.

Lalu bagaimana caranya Aldo? seorang santri yang baru nyantri dua tahun yang lalu dalam menunjukkan cintanya kepada Alma Devilia yang juga sama-sama santri dan satu pesantren dengan Aldo. Sepasang sejoli ini sangat jarang bisa bertemu apalagi bertatap muka, selain santri putri tidak boleh keluar, juga tempatnya sangat tertutup. Padahal jarak santri putra dan putri hanya dibatasi jalan, tapi tetap saja terhalang oleh gerbang kuning.

Seminggu setelah pulang dari pondok Aldo terlihat sangat bingung dan bimbang, entah apa yang sedang dia pikirkan. Dia duduk melamun di teras depan rumahnya. Tiba-tiba saja terdengar suara motor yang berhanti di depan rumahnya dan membangunkan Aldo dari lamunannya. Ald langsung berdiri, "Kamu Fan...? Sama siapa?", sapa Aldo pada Fandi sahabatnya itu, yang sama-sama mondok. "Sendirian, anak-anak diajak pada gak mau" Jawab Fandi sambil meninggalkan motornya dan menghampiri Aldo.

"Masuk yuk...!' Fandi masuk dan mereka duduk berhadapan di ruang tamu.
"Kok sepi sekali, ortu kamu kemana Aldo...?" Tanya Fandi
"Mereka lagi ke rumah tante, sepupuku ada yang married, ayo minum" Jawab Aldo sambil menyuguhkan minuman ke Fandi.
"Kok kamu ndak ikut...?" Lanjut Fandi
"Akad nikahnya masih besok kok, jadi aku besok aja ke sana, nyusul" jawab Aldo.

Lagi-lagi Aldo melamun dan Fandi memperhatkannya. Sebagai sahabat, Fandi paham kalo si Aldo lagi ada maslah. "kok mukanya di tekuk, kenapa Aldo...?"
"Entahlah, aku bingung."
"Bingung kenapa, apa ada hubungannya dengan sekolahmu...?" Tanya Fandi. Fandi tahu selama ini Aldo selalu memikirkan sekolahnya. Sebagai salah satu murid yang tergolong pintar, Aldo sering mendapat tugas dari guru ataupun pihak pondok untuk mengikuti olimpiade matematika, bahasa inggris, fisika dan lainnya.

"Bukan, tapi ini adalah masalah Alma" kata Aldo lirih.
"Kenapa dengan Alma, apa kalian bertengkar lagi?" Saut Fandi.

"Tidak Fan, aku merasa, kalo aku dan Alma itu lebih baik bubaran aja. Kamu ingat kan kejadian sebulan yang lalu sebelum pulangan..? Waktu pengurus putri mengeledah semua lemari santri, pengurus putri banyak sekali menemukan photo santri putrA yang disimpan oleh santri putri, termasuk photo aku yang disimpan Alma." Kata bercerita. (....rumanya si Aldo penakut ya...).

Fandi : Terus, kamu mau putusin Alma gara-gara itu. Kamu tahu kan Alma itu sangat sayang sama kamu"
Aldo: "Aku tahu Fan, tapi aku takut Alma kena masalah gara-gara hubungan ini, karena photo itu diserahkan sama Gus Aziz, kemarin sebelum pulang aku di panggil ke kantor, dan Gus Aziz kecewa banget sama aku."

Fandi: Kalo memang itu keputusanmu, monggo. Aku hanya bisa mendukung aja"

___
Setelah tiga hari dari perbincangan itu, Aldo memutuskan untuk pergi ke rumah Alma dan mengutarakna semua yang ada di hatinya. Alma kaget. Menangis dihadapan Aldo. Tetapi Aldo hanya bisa pasrah dan terus meyakinkan diri bahwa ini adalah jalan yang terbaik. "kalo memang jodoh, kita akan bertemu lagi" Tutup Aldo dalam pertemuan terakhir itu.

Alma terluka. Aldo lebih terluka dan lebih sakit karena harus menahan air mata agar tidak jatuhg.

INILAH HIDUP. Hidup Harus Memilih.

Sabtu, 19 Januari 2013

Fi SabililLah

Oleh   : AntoWi, X MAFU

Dengan ilmu kita dapat meraih cita-cita, dengan ilmu pula dapat mencari ridlo Allah swt, dan dengan ilmu pula kita tidak mudah ditipu oleh orang-orang.

Mencari ilmu suatu pekerjaan yang sangat dimuliakan oleh Allah, mencari ilmu juga termasuk membela agama Allah. Di dalam membela agama Allah kini bukanlah dengan berperang seperti jamannya Nabi Muhammad saw dulu. Dengan mencari ilmu, menahan amarah dan hawa nafsu juga dinamakan membela agamanya Allah swt.

Seseorang yang berilmu haruslah seimbang dengan keimanannya. Orang yang berilmu tetapi tidak beriman sama halnya dengan orang buta yang tidak memakai tongkat, ia akan tersesat. Maka dari itu jadikanlah ilmusebagai jalan menuju-Nya dan iman sebagai tongkatnya.

Gaya hidup remaja zaman sekarang sangatlah mencemaskan. Suasana yang religius, tatanan yang islami, sikap ramah, santun hari demi hari mulai menjauh dari kehidupan remaja-remaja. Ajaran agama mulai dilupakan, juga sifat sosial yang disebabkan masuknya budaya asing. Salah satunya yaitu mulai beredarnya narkoba yang dapat merusak budaya bangsa, khususnya para remaja.

Untuk mengantisipasi semua itu, diperlukan kesadaran diri akan bahaya mengikuti budaya asing yang tidak ada manfaatnya. Juga diperlukan ketaatan dan keimanan yang kuat agar kita bisa membela agama Allah dan mencapai ridlo-Nya supaya kita menjadi generasi yang baik bagi agama maupun negara, dengan mencarri ilmu yang sungguh-sungguh yang dipenuhi dengan kesabaran.

Dan dengan ridlo Allah kita bisa meraih nikmatNya dan mendapat masa depan yang cerah.

Jumat, 18 Januari 2013

Ilmu dan Gaya Hidup Remaja

Oleh: S Ridlo Y, XI MA FU
Tema dan Judul sama


Pada jaman jahiliyah, tidak ada sesuatu yang bisa menyinari hidup mereka, karena pada saat itu tidak ada pengetahuan yang datang kepada mereka. Entahlah. Allah telah mentakdirkan seperti itu.

Lain halnya pada zaman sekarang, ilmu telah datang dan menyebar ke seluruh dunia yang telah di bawa oleh Nabi kita Muhammad saw sehingga jaman jahiliyah telah terhapus dan punah dengan adanya suatu ilmu yang dibawa oleh nabi kita yan mana dari zaman yang gelap telah menuju ke zaman yang begitu terang nan indah yakni minadz dzulumati ilan nur.

Sekarang ilmu telah menyebar diseluruh dunia, oleh karena itu kita wajib menuntutnya. Ilmu itu bagaikan cahaya yang menernagi hati kita yang telah gelap gulita sehingga kita bisa mnegenap apa-apa yang telah diciptakan oleh Allah di dunia ini.

Ilmu yang telah kita tuntut haruslah kita amalkan, sehingga kita bisa membedakan  mana yang baik dan mana yang jelek, sehingga kita bisa selamat dunia dan akhirat.

Pada masa-masa remaja ilmu sangatlah dibutuhkan. Apalagi pada masa sekarang yang sangat modern, remaja-remaja telah meraja lela meninggalkan ilmunya. jadi, ilmu itu sangatlah dibutuhkan di setiap waktu. Ada pepatah mengatakan "Jadilah pejuang Islam dengan ilmu" jadi kita harus berjuang dengan di dasari ilmu.

Kita harus mempunyai gaya hidup, apalagi pada masa remajayang sedang merangkai hidupnya untuk masa depan. Yang dimakdud gaya hidup itu suatu pekerjaan dengan gaa yang didasari dengan ilmu agama islam. Agama telah mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan dunia hanyalah suatu permainan yang menipu daya. Firman allah, artinya "Tiadalah kehidupan dunia itu kecuali permainan yang menipu"

CINTA TAK HARUS MEMILIKI

Oleh: I R D, IX Mts FU, tanpa edit.
Tema: Cinta Terlarang

"Maha suci Engkau ya Allah, telah menciptakan makhluq yang senyuman dan suaranya menggetarkan hati. Sungguh maha besar Engkau ya Allah, yang telah menyelipkan sebuah keindahan dalam dirinya. Tapi, mengapa engkau pertemukan kami jika akhirnya Kau pisahkan seperti ini..."

Rintihku, Dikala aku terjaga di sepertiga malam, membasuh wajahku dengan air wudlu', kemudian bertahajjud. Sunyi. Senyap. Hanya keheningan malam yang menemani.Kutatap langit malam, menerawang mengingat mas alalu.

Kisah itu, berawal ketika aku liburan maulid Nabi, istirahat 15 hari di rumah setelah 5 bulan belajar di pesantren. Tiga hari setelah aku pulang ke rumah, ada nomor tidak dikenal menelponku. Aku mengira itu nomor telpon temanku di pesantren, tetapi ternyata setelah ku angkat....
" assalamualaikum..."sapaku, waalaikumussalam, jawab seseorang dari suara handphonku. Aku kaget, yang menjawab telphonku adalah suara seorang lelaki. "ini siapa ya...? tanyaku heran. "aku Arif, kamu Alivia kan...?" Tanyanya menebak namaku."Arif...? Arif siapa ya...?aku gak kenal!" kataku lagi. "Kamu memang tidak kenal aku, tapi aku yang kenal kamu, Alivia pemenang juara 1 lomba tartil Quran, Benar...?" serunya sok akrab.

Aku bingung karena memang aku tidak mengenalnya. Tapi perbincangan lewat telpon itu berlanjut. Dan entah mengapa, kami langsung akrab, hari-hari liburanku diisi oleh suara Arif yang ternyata juga seorang santri dan satu pesantren denganku. Aku kaget ketika suatu saat dia SMS padaku "Alivia, aku ingin berkata jujur, mungkin ini mengejutkan untukmu, tapi, SANTRI JUGA MANUSIA, yang berhak mengungkapkan isi hatinya. Sungguh, Allah telah menaburkan benih-benih cinta dihatiku untukmu. Dan cinta itu semakin tumbuh. aku menunggu jawabanmu. Dibalas atau tidaknya cintaku, hanya hatimu dan Allah yang tahu." Dia menyatakan cinta padaku. Aku senang sekaligus bingung karena di pesantren dilarang pacaran. (di luar pesantren memangnya boleh...). Kalau aku membalas cintanya berarti aku melanggar peraturan pesantren. Aku kalah dengan nafsuku yang dari dulu memang ingin punya pacar, artinya aku terima cinta Arif tanpa memikirkan peraturan pesantren.

Kami menjalin hubungan sampai tiba saatnya kembali ke pesantren. Karena kami satu pesantren, jadi kami sering bertemu, walaupun hanya sebatas tukar pandang.

Cinta terlarangku pun berdampak negatif pada prestasiku, konsentrasiku selalu buyar lantaran terbayang senyum manis si Arif. Prestasiku drop, turun 180%. tetapi aku tetap berhubungan dengan Arif, hingga tiba waktunya liburan imtihan. Aku pulang lagi, telpon-telponan lagi dengan Arif.

Benar kata pepatah, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. 13 hari setelah pulang ke rumah, aku dapat telpon dari Dela, sahabatku. Dia memberitahuku kalau dia akan dijodohkan dengan anak sahabat abin-nya, aku ikut senang karena sepertinya Dela menerima perjodohan itu. "Siapa namanya..?" tanyaku. "Arif, kata Abi dia satu pesantren dengan kita" jawab Dela antusias. "ARIF...? apa nama lengkapnya Syarif HidayatulLah...?" Tanyaku gugup. "Iya benar, kok kamu tahu?" Seru Dela heran. "E...Gak, dia teman kakakku!" seruku.

GLArrrrrrrrrr, diriku bagai di hunjam ribuan batu meteor dari langit yang langsung meluluhlantakkan hatiku, bagaimana tidak, Syarif Hidayatullah adalah nama Arif kekasihku. Aku syok. Hingga tak sadar HP-ku terlepas dari genggaman. Untungnya aku duduk di sofa jadi HP-ku tidak rusak. Remuk rasanya hatiku. Tak terasa bulira air mata mulai menetes dari sudut mataku.

Dikala aku sedang di ambang kehancuran, Arif menelponku, "Assalamualaikum". "waalaikum salam" lirihku. "Kamu kenapa...? suaramu beda!, " aku tidak apa-apa" tepisku meyakinkan. Lalu ..." Livia, aku mau bilang sesuatu!". "Aku tahu, aku sudah mendengarnya dari calon istrimu", kataku. "Calon istri, bagaimana bisa...? Kata Arif.

"Kau dijodohkan, iya kan...? dan kau tahu siapa calon istrimu...? namanya Dela. Dia adalah sahabatku!."

Arif : "Jadi,..... maafkan aku Livia, aku tidak bisa menolak, karena ini wasiat Ayahku sebelum meninggal"

"Tidak perlu minta maaf, mungkin ini hukuman dari Allah atas pelanggaranku. Cinta kita terlarang.Cinta kita tidak halal, itulah mengapa kita sekarang dipisahkan"

Arif : "Tidak,..! takdir Allah yang memisahkan kita"

"Aku tahu, tapi mengapa kita dipertemukan kalo akhirnya dipisahkan seperti ini." Pecah tangisku saat itu. Arif hanya diam. Tak ada pembelaan darinya." Sudahlah, mungkin ini jalan terbaik, aku coba mengihlaskanmu, hanya satu pesanku, jaga sahabtku dengan baik. Barokallah lakuma, semoga Allah selalu meridhoimu. Terimakasih untuk cinta yang pernah kau berikan, assalamualaikum." Ku tutup telponku.

Segera aku berlari ke kamar, membenamkan wajahku ke bantal, menangis sejadi-jadinya.

Sejak saat itu, aku mengerti, hubungan yang sebatas pacaran tidak terlalu kuat ikatannya, lapuk dan rapuh di makan waktu.

Saat ini aku harus berusaha hidup tanpa bayang-bayang Arif. Menjalani hidup di pesantren dengan baik, karena aku sekarang adalah orang yang mencari ILMU, bukan CINTA.

"Berusahalah mencintai tiap-tiap yang kau miliki, tapi jangan berusaha memiliki tiap-tiap yang kau cintai."

Rabu, 16 Januari 2013

Teruntuk Ayah

Oleh : Azizah, X MA, tulisan asli, tanpa di edit
Tema: Santri yang Sedang Mencari Jatidiri

Kisah ini aku tulis dari luapan emosi yang ku simpan. Emosi yang menggetarkan jiwa. Teruntukmu ayah ..., kupersembahkan kisah ini, aku hanya ingin engkau tahu, bahwa aku tidak ingin mengecewakanmu.

Teringat dibenakku saat ayah menangis kepadaku, memintaku untuk tidak menerima tawaran beasiswa dari beberapa sekolah terkemuka, "Ayah mohon nak..., jangan lanjutkan penerimaan beasiswa itu, demi ayah. Bukannya ayah tidak menyayangimu, justru karena ayah menyayangimu, ayah tidak ingin jauh darimu, Jember-Malang bukanlah jarak yang dekat. Masuklah pesantren nak..., agar ayah bisa tidur nyenyak dan tidak bingung memikirkan anak gadisnya." Ucap ayah menangis, memohon.

"Baiklah ayah, akan kulakukan." Ucapku dengan nada pasrah dan terpaksa, karena ini adalah kesekian kali ayah memohon padaku.

Hari itupun tiba...

Hari dimana aku berangkat menuju pesantren. Saat itu perasaanku bercampur aduk, sedih karena kekecewaanku pada ayah, senang karena ayah tersenyum bahagia. Namun di dalam benakku sudah kutanamkan bahwa "Ridlo Allah ada di ridlo orang tua". Dan, ayahku berpesan, "Nak..,yang pintar ya. Doakan ayah, kerjakan yang ingin kamu kerjakan, gerbang kesuksesan telah menantimu." Dan sejak itulah ayah meninggalku di sini. (dipondok).

Awalnya aku bahagia disini, di pesantren pilihan ayah, dan berpikir enak di pondok, kerjanya cuma belajar doank. Ternyata dugaanku salah. Setelah 3 hari di pondok hidupku terasa terombang-ambing, senior mulai bertindak semena-mena. Aku yang merupakan mantan pelajar (luaran) selalu dipandang sebelah mata, dicaci, dimaki, disisihkan. Beginikah kehidupan di pondok...? bahkan lebih parah dari kehidupanku sebelumnya sebagai seorang pelajar (luaran).

Baru kali ini aku menemukan hukum rimba, dimana yang kuat yang berkuasa dan bertahan. Dan yang lemah sepertiku hanya ditindas dan berantakan.

Ayah..., andai engkau tahu aku disini dijadikan bulan-bulanan oleh mereka. Sakit ayah, sakit..., jiwa dan ragaku sudah lelah menerima ocehan mereka. Apakah disini pesantren ayah...? Apakah mereka itu seorang santri...?

Aku hanya bisa menangis, meratapi, dan bertanya apa salahku? hingga mereka berlomba-lomba mencaciku, menyindirku. Apakah mereka bahagia melihat aku menangis? __ ayah, katakan, apa yang harus kulakukan?

Jika bukan karenamu Ayah, aku tak bisa bertahan, saat mereka ingin muntah dihadapanku dan mengataiku tidak lebih dari binatang yang najis. Aku hanya bisa menangis dan bertanya pada diriku sendiri, bukankah Allah menciptakan manusia dengan sempurna dan terlahir suci? Aku hanya bisa menangis dan nyaris pingsan karena kelelahan menangis ketika teman-teman sekelasku iri padaku dan mengataiku dengan sindiran-sindiran tanpa henti sampai pulang sekolah hanya gara-gara aku mendapatkan sebungkus nasi lalapan karena aku mendapatkan nilai terbaik di kelas. Guruku hanya menatap iba kepadaku pada waktu itu.

... ayah aku ingin pulang, sudahlah, ayah akhiri saja semua ini. Aku lelah ayah. Sangat lelah. Tapi aku juga tidak ingin mengecewakanmu. Aku yakin ayah pasti kecewa bila aku berhenti atau pindah dari sini.

Inikah balasan baktiku padamu? "... Sabar...sabar...sabar!" hanya itu saja yang kau ucapkan saat aku bercerita tentang kehidupan baruku disini. Tapi sampai kapan aku harus bersabar? ayah , mereka takkan bisa berhenti mencaciku.

Dan yang tak bisa kulupakan, saat mereka berkata "Pelajar bisanya cuma Bahasa Inggris, coba tanya Bahasa Arab, pasti tidak tahu !" (tetapi) kata-kata itu pula yang telah memacuku untuk belajar Bahasa Arab.

Kini semua seakan menjedi dilema, antara bertahan atau menyerah. Jika aku menyerah, bagaimana dengan ayah? ayah pasti kecewa, kekecewaan Ayah adalah neraka bagiku. Jika aku bertahan, apa mereka bisa berhenti membenciku?

Tapi, tenanglah Ayah !, aku takkan memaksakan kehendakku. Telah kuserahkan semuanya kepada Allah. Jika kesuksesanku disini, maka aku akan bertahan. Jika aku menyerah, maka disini bukanlah kesuksesanku.

Teruntuk ayah...
ayah...
terimakasih semuanya...
aku bahagia berada disini
kehidupan baruku memberiku sebuah arti
betapa pentingnya hadirmu untukku

ayah...
andai ayah tahu bagaimana aku disini
andai ayah mengerti perjuanganku disini
sakit ayah..... sakit...
ketika aku mendengar cacian mereka
Apa salahku ayah? hingga mereka membuatku menangis

Ayah...
maafkan aku
mungkin ini mengecewakanmu
tapi juga menyakitkan aku

Teruntuk dirimu...Ayah.

Selasa, 15 Januari 2013

(Arti) Cinta di Pesantren

Oleh: Muhammad Yuliyanto, X MA 2013 (sudah di edit)

Kita semua telah mengetahui bahwa di kalangan (lingkungan) pesantren banyak santri yang menjalin hubungan dengan selain jenis (kadang sejenis), padahal kita tahu agama melarang hubungan semacam itu. Emang cinta itu apaan sih ...? Aku juga tidak tahu. Tapi kata orang cinta itu indah saat ditemukan dan menyakitkan saat ditinggalkan.


Banyak orang memahami kata 'cinta' itu, mereka tahu bahwa agama melarang pacaran dan cinta (buta), tetapi mengapa banyak dari kita tetap menjalaninya...? Orang berpikir, menemukan cinta (buta) itu indah, keindahan cinta tidak terletak disini, di cinta terlarang, tetapi cinta yang harus kita temukan adalah cinta kepada Allah, apabila cinta kita tidak kepada Allah maka hidup kita akan menyakitkan, dan apabila kita mencintai-Nya maka hidup kita akan indah dan tenteram.

Apakah boleh kita mencintai Allah di pesantren? Ya, kita wajib mencintai-Nya agar Allah juga mencintai kita.

Bagaimana kita bisa mengetahui kalau Allah mencintai kita? Cinta Allah terhadap hamba yang mencintai_Nya bisa diketahui dengan cara ketika Allah memberi cobaan kepada kita; menyenangkan atau menyakitkan.

(Langit adalah kitab terbentang, bumi kitab terhampar, dan manusia kitab yang berjalan. Sedangkan alQuran adalah cahaya dalam kegelapan. Tidakkah kau renungkan bahwa segala yang terjadi dalam hidup hingga memaksa tetesan air mata, adalah tanda ketika Tuhan jatuh cinta)

--- begitulah kira-kira kata orang bijak --------

Kalau kita tidak bisa memahami kata-kata diatas, ayo dipikir bersama, aku juga belum paham kata-kata itu. Yang aku tahu adalah ketika Allah mencoba kita dengan hal yang menyakitkan/menyenangkan maka itulah cinta Allah kepada umatnya. _______ ( ngalor ngidul)

Senin, 14 Januari 2013

Cinta di Pesantren

Oleh: Syamsul Qomar (Matahari Rembulan), sudah di edit.

Bila nafsu mencampuri cinta, maka dia akan mendorong melakukan perbuatan nista dan hina.

Nabi Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Dia ditempatkan di surga. Kendati berada di surga dengan fasilitas yang sangat mewah dan serba gratis, dia merasa masih ada yang kurang. Dia melihat burung-burung, binatang-binatang berpasangan. Timbullah tandatanya (?) di benak Adam as 'kenapa cuma aku yang tidak punya pasangan?'

Itulah fitrah manusia yang tidak bisa dipungkiri.

Allah maha tahu semua yang diinginkan hambanya. Allah menjawab keresahan dan kegalauan Adam as dengan terciptanya Hawwa'.

Singkat cerita, Adam as dikawinkan dengan Hawwa' dengan mas kawin membaca sholawat 500 kali (benar apa nggak ya?). Sejak itulah hari-hari Nabi Adam as lebih indah.

Dari cerita singkat diatas, kita bisa menrik benang merah bahwa hidup di dunia tanpa cinta tidak layak untuk dipijak.

Kalau kita qiyaskan dengan kehidupan pesantren, banyak dari kita tahu bahwa cinta itu suci, tetapi banyak kaum santri yang terjerumus kedalam lembah cinta yang hina dan nista, sebagaimana kata orang bijak dalam awal tulisan ini.

Cinta karena nafsu inilah yang sangat dilarang di pesantren (juga, di luar pesantren bro...) karena dampaknya sangat berpengaruh pada semangat kita,
Belajar jadi malas,
Fikiran tidak tenang,
Pokoknya cinta yang semacam itu bisa menggagalkan tujuan kita di pesantren.

Sebelum kita terjerumus, maka sirnakanlah cinta yang salah itu biar cita-cita kita bisa tercapai.

Buku Jendela Dunia, FU Menulis

"aku rela dipenjara asalkan bersama buku didalamnya, karena dengan buku aku bebas". Cukuplah kata bijak dari Mohammad Hatta ini menjadi alasan qiyas dalam mencintai buku.
Buku atau kitab adalah hasil karya dari orang-orang yang ingin terus terkenang. Sepandai apapun seseorang jika tidak meninggalkan jejak (tulisan) maka dia akan tenggelam seiring tenggelamnya dia didalam kubur.

blog ini, insyaallah akan menjadi tempat "harta" karun berupa tulisan-tulisan hasil lomba 'menulis' yang telah diadakan di Pondok Pesantren Fatihul Ulum, Manggisan, Tanggul, Jember, Jawa Timur, Indonesia. Utamanya hasil 'tulisan' 10 terbaik dalam tiap event, dan bisa juga 'tulisan' dengan ide-ide paling menarik. Atau saya muat juga tulisan terlucu, tulisan terkacau.

Ternyata, walaupun sedikit, masih ada di FU para pecinta TULISAN yang senang menulis, semoga yang sedikit ini, bisa saling bahu-membahu dengan pecinta lainnya dalam mengharumkan PP Fatihul Ulum dan YPI Fatihul Ulum Almahfudz.

Semoga saya bisa terus membina BLOG ini, hingga nanti isinya bisa diterbitkan menjadi buku. = Kerana dengan buku, kita bisa melihat dunia.

Selamat,.......... FU Menulis.