Senin, 14 Januari 2013

Cinta di Pesantren

Oleh: Syamsul Qomar (Matahari Rembulan), sudah di edit.

Bila nafsu mencampuri cinta, maka dia akan mendorong melakukan perbuatan nista dan hina.

Nabi Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Dia ditempatkan di surga. Kendati berada di surga dengan fasilitas yang sangat mewah dan serba gratis, dia merasa masih ada yang kurang. Dia melihat burung-burung, binatang-binatang berpasangan. Timbullah tandatanya (?) di benak Adam as 'kenapa cuma aku yang tidak punya pasangan?'

Itulah fitrah manusia yang tidak bisa dipungkiri.

Allah maha tahu semua yang diinginkan hambanya. Allah menjawab keresahan dan kegalauan Adam as dengan terciptanya Hawwa'.

Singkat cerita, Adam as dikawinkan dengan Hawwa' dengan mas kawin membaca sholawat 500 kali (benar apa nggak ya?). Sejak itulah hari-hari Nabi Adam as lebih indah.

Dari cerita singkat diatas, kita bisa menrik benang merah bahwa hidup di dunia tanpa cinta tidak layak untuk dipijak.

Kalau kita qiyaskan dengan kehidupan pesantren, banyak dari kita tahu bahwa cinta itu suci, tetapi banyak kaum santri yang terjerumus kedalam lembah cinta yang hina dan nista, sebagaimana kata orang bijak dalam awal tulisan ini.

Cinta karena nafsu inilah yang sangat dilarang di pesantren (juga, di luar pesantren bro...) karena dampaknya sangat berpengaruh pada semangat kita,
Belajar jadi malas,
Fikiran tidak tenang,
Pokoknya cinta yang semacam itu bisa menggagalkan tujuan kita di pesantren.

Sebelum kita terjerumus, maka sirnakanlah cinta yang salah itu biar cita-cita kita bisa tercapai.

2 komentar: